Jenis-Jenis Obat yang Aman Dikonsumsi oleh Lansia Menurut Pandangan PAFI
Lansia atau orang yang telah memasuki usia lanjut memiliki kondisi fisiologis dan metabolisme tubuh yang berbeda dibandingkan dengan kelompok usia muda. Seiring bertambahnya usia, tubuh lansia sering mengalami penurunan fungsi organ, seperti ginjal dan hati, yang mempengaruhi cara tubuh mengolah obat. Oleh karena itu, pemilihan obat yang tepat sangat penting untuk mencegah efek samping atau interaksi yang berbahaya. Dalam hal ini, pandangan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) sangat penting sebagai panduan dalam meresepkan obat untuk lansia.
PAFI menekankan pentingnya memahami karakteristik fisik lansia dan bagaimana obat-obatan berinteraksi dengan kondisi tubuh mereka. Berikut adalah beberapa jenis obat yang dianggap aman untuk dikonsumsi oleh lansia, serta beberapa pedoman yang harus diperhatikan.
1. Obat-obatan untuk Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan masalah kesehatan yang umum di kalangan lansia. PAFI menyarankan penggunaan obat antihipertensi dan pengencer darah dengan hati-hati pada pasien lansia. Beberapa obat yang sering direkomendasikan adalah:
- ACE Inhibitor (Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors): Obat ini membantu menurunkan tekanan darah dan melindungi ginjal. Contohnya adalah enalapril atau ramipril.
- Beta Blockers: Digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gangguan irama jantung. Contoh obatnya termasuk metoprolol dan atenolol.
- Antikoagulan: Warfarin atau heparin dapat digunakan untuk mencegah pembekuan darah, meskipun harus diawasi secara ketat karena berisiko menyebabkan perdarahan pada lansia.
2. Obat-obatan untuk Diabetes
Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang sering dijumpai pada lansia. PAFI menyarankan pengelolaan yang hati-hati untuk mencegah hipoglikemia (kadar gula darah rendah) yang dapat membahayakan. Beberapa jenis obat yang aman digunakan lansia antara lain:
- Metformin: Merupakan obat pertama yang sering diberikan untuk mengontrol gula darah pada lansia dengan diabetes tipe 2, karena memiliki profil efek samping yang relatif rendah.
- Insulin: Penggunaan insulin pada lansia memerlukan penyesuaian dosis yang tepat agar menghindari risiko hipoglikemia yang berlebihan.
3. Obat-obatan untuk Osteoporosis
Penyakit osteoporosis, atau pengeroposan tulang, sering terjadi pada lansia, terutama pada wanita pascamenopause. Obat-obatan untuk osteoporosis yang dianjurkan oleh PAFI adalah:
- Bisfosfonat: Obat seperti alendronat atau risedronat dapat membantu mencegah kehilangan massa tulang dan mengurangi risiko patah tulang.
- Kalsium dan Vitamin D: Suplemen kalsium dan vitamin D sangat penting dalam menjaga kesehatan tulang pada lansia. PAFI menyarankan agar lansia mengonsumsi dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu.
4. Obat-obatan untuk Gangguan Tidur
Gangguan tidur sering dialami oleh lansia, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan ritme sirkadian atau penyakit lainnya. PAFI merekomendasikan penggunaan obat tidur dengan hati-hati untuk menghindari efek samping yang berbahaya. Beberapa obat yang bisa digunakan adalah:
- Melatonin: Suplemen melatonin dapat membantu mengatur pola tidur tanpa efek samping yang serius.
- Antihistamin: Beberapa antihistamin seperti difenhidramin bisa digunakan untuk tidur, tetapi harus digunakan dengan hati-hati karena bisa menyebabkan kantuk berlebih dan kebingungan pada lansia.
5. Obat-obatan untuk Gangguan Pencernaan
Masalah pencernaan seperti sembelit dan GERD (gastroesophageal reflux disease) juga umum terjadi pada lansia. PAFI menyarankan penggunaan obat-obatan yang aman untuk mengatasi masalah pencernaan tanpa menambah beban pada tubuh lansia. Obat-obatan yang dianjurkan antara lain:
- Antasida dan Penghambat Pompa Proton (PPI): Obat seperti omeprazol atau lansoprazol dapat digunakan untuk mengatasi masalah asam lambung dan GERD.
- Laksatif: Laksatif osmotic seperti polietilen glikol bisa digunakan untuk mengatasi sembelit, namun harus digunakan dengan pengawasan medis.
6. Obat-obatan untuk Depresi dan Kecemasan
Gangguan mental seperti depresi dan kecemasan sering kali dialami oleh lansia. Obat-obatan antidepresan dan ansiolytics yang aman untuk lansia meliputi:
- SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors): Obat seperti sertraline dan escitalopram lebih disukai karena memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan antidepresan lainnya.
- Benzodiazepine (dalam dosis rendah): Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan jangka pendek, meskipun harus digunakan dengan hati-hati mengingat risiko ketergantungan.
Kesimpulan
Pemilihan obat yang tepat untuk lansia membutuhkan perhatian ekstra terhadap kondisi fisik dan kesehatan mereka yang unik. PAFI menganjurkan agar dokter dan apoteker selalu melakukan pendekatan yang hati-hati dan berbasis pada bukti ilmiah dalam meresepkan obat untuk lansia. Dalam hal ini, edukasi kepada lansia dan keluarga mereka tentang penggunaan obat yang aman juga sangat penting untuk menjaga kualitas hidup lansia.
INFO CABANG KERJA SAMA